Trading & kelola akun MT di Aplikasi HSB Trading

Aggregate Supply

Apa itu Aggregate Supply?

Aggregate Supply adalah jumlah total barang dan jasa yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian pada tingkat harga tertentu dalam jangka waktu tertentu. Secara lebih sederhana, AS mencerminkan total produksi yang dapat dihasilkan oleh sektor-sektor ekonomi, baik itu industri manufaktur, pertanian, ataupun jasa, yang dihitung berdasarkan faktor-faktor seperti ketersediaan sumber daya, teknologi, dan kebijakan pemerintah. Aggregate Supply ini berperan dalam menggambarkan bagaimana perekonomian bisa berproduksi pada kapasitas maksimalnya dalam berbagai situasi harga.

Jenis-jenis Aggregate Supply

1. Aggregate Supply Jangka Pendek (Short-Run Aggregate Supply / SRAS)

SRAS mengacu pada hubungan antara tingkat harga dan jumlah output yang diproduksi dalam jangka waktu pendek, biasanya beberapa tahun. Dalam jangka pendek, tingkat harga dapat berfluktuasi, namun beberapa faktor, seperti upah dan biaya produksi lainnya, tidak berubah secepat harga. Ini berarti, meskipun harga barang dan jasa meningkat, beberapa biaya input, seperti upah buruh atau harga bahan baku, tetap "terkunci" dalam waktu tertentu.

2. Aggregate Supply Jangka Panjang (Long-Run Aggregate Supply / LRAS)

Sementara itu, LRAS mengacu pada tingkat output maksimal yang dapat diproduksi oleh suatu perekonomian dengan sumber daya yang tersedia secara penuh dan optimal, serta faktor-faktor produksi yang telah menyesuaikan diri. Dalam jangka panjang, semua harga input dan output akan sepenuhnya menyesuaikan satu sama lain, dan perekonomian akan mencapai kondisi keseimbangan dengan potensi produksi maksimalnya.

Hal yang Mempengaruhi Aggregate Supply

1. Teknologi

Salah satu faktor terbesar yang mempengaruhi Aggregate Supply adalah perkembangan teknologi. Teknologi yang lebih canggih atau efisien dalam produksi dapat meningkatkan output ekonomi dengan menggunakan lebih sedikit sumber daya atau dengan cara yang lebih hemat biaya. Misalnya, teknologi yang lebih baik dalam pertanian atau manufaktur bisa meningkatkan hasil tanpa harus menambah jumlah tenaga kerja atau modal.

2. Ketersediaan Sumber Daya Alam

Ketersediaan sumber daya alam yang melimpah dapat meningkatkan kapasitas produksi suatu perekonomian. Misalnya, jika sebuah negara menemukan cadangan minyak atau mineral yang signifikan, maka kapasitas produksinya di sektor industri terkait bisa meningkat. Sebaliknya, jika ada kekurangan atau kenaikan harga bahan baku, maka biaya produksi akan meningkat dan Aggregate Supply bisa menurun.

3. Tenaga Kerja dan Keterampilan

Jumlah dan keterampilan tenaga kerja di suatu negara juga sangat mempengaruhi kemampuan produksi suatu perekonomian. Jika tenaga kerja terlatih dan memiliki keterampilan yang dibutuhkan dalam sektor-sektor industri utama, seperti teknologi atau manufaktur, maka perekonomian akan mampu meningkatkan Aggregate Supply dengan lebih efisien.

4. Kebijakan Pemerintah

Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah juga berperan penting dalam mempengaruhi Aggregate Supply. Misalnya, pemerintah yang menerapkan kebijakan pajak yang lebih rendah untuk perusahaan atau memberi subsidi pada sektor tertentu akan memudahkan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas produksinya. Sebaliknya, regulasi yang ketat atau kebijakan perpajakan yang tinggi bisa menurunkan insentif bagi perusahaan untuk berinvestasi atau memperluas kapasitas produksi.

5. Kondisi Internasional

Keadaan ekonomi global atau pasar internasional juga mempengaruhi Aggregate Supply. Misalnya, perubahan dalam harga barang-barang penting seperti minyak atau komoditas lainnya bisa mempengaruhi biaya produksi, yang pada gilirannya mempengaruhi Aggregate Supply dalam perekonomian domestik. Selain itu, hubungan perdagangan internasional dan kebijakan impor-ekspor juga bisa berdampak pada kapasitas produksi suatu negara.

Contoh Aggregate Supply

Contoh 1: Kemajuan Teknologi di Sektor Pertanian

Jika sebuah negara mengembangkan teknologi pertanian yang lebih efisien, misalnya melalui alat-alat canggih atau teknik yang lebih baik, maka sektor pertanian dapat meningkatkan produksi tanpa menambah jumlah tenaga kerja atau lahan. Ini akan meningkatkan Aggregate Supply karena lebih banyak produk pertanian yang dihasilkan dengan biaya yang lebih rendah.

Contoh 2: Penurunan Harga Energi

Penurunan harga energi atau bahan bakar dapat mengurangi biaya produksi, terutama di sektor industri dan manufaktur. Sebagai contoh, jika harga minyak dunia turun, perusahaan-perusahaan yang bergantung pada energi untuk proses produksinya akan merasakan penurunan biaya. Hal ini akan mendorong mereka untuk meningkatkan kapasitas produksi, yang pada akhirnya akan meningkatkan Aggregate Supply.

Daftar Isi

DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.