Slippage

Pengertian Slippage

Slippage adalah perbedaan antara harga yang diharapkan oleh trader dengan harga aktual saat transaksi dilakukan. Slippage dapat terjadi pada saat pembukaan atau penutupan posisi, misalnya ketika trader memasuki atau keluar dari pasar pada harga yang berbeda dengan harga yang diinginkan.

Slippage terjadi karena adanya ketidakcocokan antara penawaran dan permintaan di pasar. Misalnya, jika trader ingin membeli atau menjual saham dalam jumlah besar dan volume likuiditas di pasar terbatas, harga eksekusi transaksi bisa berbeda dengan harga pasar saat itu.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi slippage adalah fluktuasi harga yang cepat, volatilitas pasar, serta faktor teknis dan analisa fundamental yang mempengaruhi harga instrumen keuangan.Slippage dapat mempengaruhi hasil trading atau investasi karena trader atau investor akan membayar atau menerima harga yang berbeda dengan harga yang diharapkan.

Namun, dengan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi slippage dan menggunakan strategi manajemen risiko yang tepat, Anda dapat menghindari slippage pada forex guna mengurangi dampak buruknya dan meningkatkan peluang sukses dalam trading.

Fungsi Slippage

Fungsi Slippage dalam trading adalah sebagai indikator likuiditas dan volatilitas pasar yang dapat membantu trader dalam membuat keputusan trading yang tepat. Slippage dapat memberikan gambaran tentang seberapa mudah atau sulitnya mengeksekusi transaksi pada harga yang diinginkan di pasar.

Dalam kondisi pasar yang likuid, slippage cenderung rendah, sedangkan dalam kondisi pasar yang tidak likuid atau volatil, slippage cenderung tinggi.

Selain itu, slippage juga dapat menjadi bagian dari strategi manajemen risiko. Anda dapat mengantisipasi slippage dengan menempatkan stop loss dan take profit pada level yang realistis dan dapat diterima, serta menggunakan strategi yang lebih fleksibel untuk mengikuti pergerakan harga yang cepat atau volatil.

Contoh Slippage

Berikut kami berikan contoh terjadinya slippage pada saat melakukan transaksi:

Misalnya Anda ingin membeli saham ABC dengan harga 100 USD per saham. Namun, ketika order dibuka, harga yang tereksekusi di pasar adalah 101 USD per saham. Dalam hal ini, slippage yang terjadi adalah sebesar 1 USD per saham.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi slippage dalam kasus ini antara lain adalah likuiditas pasar yang rendah, fluktuasi harga yang cepat, serta volume trading yang besar.

Dalam contoh ini, slippage dapat mempengaruhi hasil trading dan mengurangi keuntungan yang diharapkan oleh trader. Namun, trader dapat menggunakan strategi manajemen risiko yang tepat, seperti menempatkan stop loss dan take profit pada level yang realistis, untuk mengurangi dampak slippage dan memaksimalkan peluang sukses dalam trading.

Cara Mengetahui Adanya Slippage

Ada beberapa cara untuk mengetahui adanya slippage dalam trading, di antaranya:

1. Cara yang paling sederhana adalah dengan membandingkan harga eksekusi dengan harga order yang ditempatkan oleh trader. Jika harga eksekusi lebih tinggi atau lebih rendah dari harga order, maka kemungkinan besar terjadi slippage.

2. Trader juga dapat mengamati pergerakan harga di pasar untuk mengetahui apakah terjadi slippage atau tidak. Jika harga bergerak secara signifikan atau terjadi fluktuasi harga yang cepat, kemungkinan besar terjadi slippage.

3. Trader dapat memantau likuiditas pasar untuk mengetahui seberapa mudah atau sulitnya mengeksekusi transaksi pada harga yang diinginkan. Jika likuiditas pasar rendah, kemungkinan besar terjadi slippage.

4. Beberapa platform trading menawarkan fitur analisis slippage yang dapat membantu trader untuk memantau dan mengukur tingkat slippage yang terjadi pada setiap transaksi.