Produk
Produk
Trading
Platforms
Promosi
Edukasi
Perusahaan
Download App iOS & Android
Forex adalah singkatan dari Foreign Exchange atau pertukaran mata uang asing yang merupakan instrumen perdagangan terbesar di pasar finansial dunia dengan melibatkan banyak perusahaan raksasa, bank, dan investor global.
Meskipun kami menyarankan untuk tetap berpegang pada cara standar penghitungan pivot point, Anda juga bisa menghitung pivot point dengan cara lain.
Dalam pelajaran ini, kita akan membahas tentang cara lain tersebut, serta memberi Anda rumus tentang cara menghitung untuk level-level tersebut.
R2 = PP + High – Low
R1 = (2 X PP) – Low
PP = (H + L + 2C) / 4
S1 = (2 X PP) – High
S2 = PP – High + Low
C – Closing Price, H – High, L – Low
Pada rumus di atas, Anda akan melihat bahwa perhitungan titik pivot sangat berbeda dari metode standar.
Selain itu, untuk menghitung level support dan resistance yang terkait, Anda akan menggunakan perbedaan antara tinggi dan rendah hari sebelumnya, atau dikenal sebagai range
Berikut adalah contoh grafik dari perhitungan pivot poin Woodie yang diterapkan pada EURUSD.
Titik pivot Woodie, level support, dan level resistance adalah garis solid sedangkan garis putus-putus mewakili level yang dihitung dengan cara standar.
Karena kedua cara memiliki formula yang berbeda, level yang diperoleh melalui perhitungan Woodie sangat berbeda dengan level yang didapat dari metode standar.
Beberapa trader lebih menyukai menggunakan formula Woodie karena lebih menunjukkan bobot pada harga penutupan periode sebelumnya.
Sedangkan sebaian trader lain lebih memilih formula standar karena banyak yang memanfaatkannya, dan mereka puas dengan metode itu
Bagaimanapun, karena resistance yang lama berubah menjadi support (dan sebaliknya), jika Anda memilih menggunakan formula Woodie, Anda harus mengawasi level-level ini karena bisa menjadi area yang diminati.
R4 = C + ((H-L) x 1.5000)
R3 = C + ((H-L) x 1.2500)
R2 = C + ((H-L) x 1.1666)
R1 = C + ((H-L) x 1.0833)
PP = (H + L + C) / 3
S1 = C – ((H-L) x 1.0833)
S2 = C – ((H-L) x 1.1666)
S3 = C – ((H-L) x 1.2500)
S4 = C – ((H-L) x 1.5000)
C – Closing Price, H – High, L – Low
Rumus Camarilla mirip dengan rumus Woodie. Kedua rumus tersebut juga menggunakan standar penutupan dan kisaran hari sebelumnya untuk menghitung level support dan resistance.
Satu-satunya perbedaan adalah Anda harus menghitung untuk 8 level utama (4 resistance dan 4 support), dan masing-masing level ini harus dikalikan dengan pengganda.
Dasar rumus pivot point Camarilla adalah harga selalu cenderung kembali ke harga tengah (terdengar familier?), Atau dalam hal ini, penutupan hari sebelumnya.
Idenya adalah Anda harus membeli atau menjual ketika harga mencapai level support atau resistance ketiga.
Namun, jika harga menembus S4 atau R4, itu berarti tren intraday kuat, dan sudah waktunya Anda melompat masuk!
Lihat bagaimana perhitungan Camarilla memberikan level yang berbeda (garis solid) dibandingkan dengan level metode standar (garis putus-putus)!
Seperti yang terlihat pada grafik di atas, lebih banyak penekanan diberikan pada harga penutupan sebagai lawan dari titik pivot.
Karena itu, ada kemungkinan bahwa level resistance bisa di bawah titik pivot atau level support bisa di atasnya.
Lihat bagaimana semua level support dan resistance di atas titik pivot Camarilla?
R3 = PP + ((High – Low) x 1.000)
R2 = PP + ((High – Low) x .618)
R1 = PP + ((High – Low) x .382)
PP = (H + L + C) / 3
S1 = PP – ((High – Low) x .382)
S2 = PP – ((High – Low) x .618)
S3 = PP – ((High – Low) x 1.000)
C – Closing Price, H – High, L – Low
Level pivot point Fibonacci ditentukan dengan menghitung pivot point seperti menggunakan rumus standar terlebih dahulu.
kemudian, kalikan kisaran hari sebelumnya dengan tingkat Fibonacci yang sesuai. Sebagian besar trader menggunakan 38.2%, 61.8% dan 100% retracements dalam perhitungan mereka.
Terakhir, tambahkan atau kurangi angka yang Anda dapat ke pivot point dan itulah hasil dari level pivot point Fibonacci Anda!
Lihat grafik di bawah ini bagaimana level yang dihitung melalui metode Fibonacci (garis padat) berbeda dengan perhitungan metode standar (garis putus-putus).
Logika adalah banyak trader suka menggunakan rasio Fibonacci. mereka menggunakannya untuk level retracement, moving average, dll.
Mengapa tidak menggunakannya untuk pivot point juga?
Ingatlah bahwa level Fibonacci maupun pivot point digunakan untuk mencari support dan resistance. Dengan begitu banyak trader yang melihat level ini.
Jawabanya adalah, sama. seperti semua variasi dari semua indikator lain yang telah Anda pelajari sejauh ini, tidak ada metode yang terbaik.
Semua tergantung pada bagaimana Anda menggabungkan pengetahuan tentang pivot point dengan instrumen trading lainnya.
Ketahuilah bahwa sebagian besar perangkat lunak pembuatan grafik yang melakukan perhitungan otomatis biasanya menggunakan metode standar dalam menghitung level pivot point.
Setelah tahu cara menghitung untuk level-level ini sendiri, Anda dapat memberikan semua swing dan melihat mana yang paling cocok untuk Anda!
Indikator Momentum & Osillator
Kesimpulan: Leading dan Lagging Indikator
Apa Itu Indikator Momentum: Pengertian dan Cara Menggunakan
Indikator Leading vs Lagging: Pengertian, dan Perbedaan
Indikator Stochastic Oscillator: Pengertian, Fungsi, Dan Cara Membaca
Chart Pattern Forex
Sebelum Trading, Ketahui Cheat Sheet Chart Pattern Forex Disini
Ketahui 3 Jenis Pola Chart Pattern dalam Forex
Mengenal Chart Triangle Pattern: Ascending, Descending, dan Symetrical
Apa Itu Pattern Bearish dan Bullish Penant: Cara Menggunakanya
Rectangle Chart Pattern dalam Forex
Rising Wedge dan Falling Wedge Chart Pattern
Apa Itu Head and Shoulders Pattern: Cara Membaca dan Pengertian
Indikator Momentum & Osillator
Kesimpulan: Leading dan Lagging Indikator
Apa Itu Indikator Momentum: Pengertian dan Cara Menggunakan
Indikator Leading vs Lagging: Pengertian, dan Perbedaan
Indikator Stochastic Oscillator: Pengertian, Fungsi, Dan Cara Membaca
Chart Pattern Forex
Sebelum Trading, Ketahui Cheat Sheet Chart Pattern Forex Disini
Ketahui 3 Jenis Pola Chart Pattern dalam Forex
Mengenal Chart Triangle Pattern: Ascending, Descending, dan Symetrical
Apa Itu Pattern Bearish dan Bullish Penant: Cara Menggunakanya
Rectangle Chart Pattern dalam Forex
Rising Wedge dan Falling Wedge Chart Pattern
Apa Itu Head and Shoulders Pattern: Cara Membaca dan Pengertian
Produk
Platforms
Edukasi
Tentang Kami
Legalitas
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi
Bursa Komoditi dan Derivatif Indonesia Indonesia Clearing House
Keanggotaan Lembaga Asosiasi
: 001/BAPPEBTI/SI/05/2018
: 001/BAPPEBTI/SP-SPA/05/2018
: 03/BAPPEBTI/KEP-PBK/9/2018
: 003/BAPPEBTI/SP-PN/07/2020
: 197/SPKB/ICDX/DIR/VI/2020
: 026/OTC/ICH/DIR/VI/2020
: 178/SPKK/ICH/VI/2020
: 1291/ASPEBTINDO/ANG-B/6/2018
Peringatan Risiko :
Produk dengan leverage memiliki tingkat risiko yang tinggi terhadap modal yang anda investasikan dan disarankan hanya menggunakan dana yang mampu anda tanggung apabila terjadi kerugian. Nilai investasi dapat turun atau naik dan Anda dapat kehilangan pembayaran margin awal anda. Harap diketahui bahwa produk dengan leverage belum tentu cocok untuk semua orang, jadi pastikan anda telah memahami sepenuhnya semua risiko yang terlibat.
Copyright © 2023 HSB dilindungi undang-undang./ Waspada Penipuan / Syarat & Ketentuan / Karir / Pengaduan Nasabah