Trading & kelola akun MT di Aplikasi HSB Trading

Yield Curve

Apa itu Yield Curve

Yield curve (kurva imbal hasil) adalah grafik yang menunjukkan hubungan antara tingkat imbal hasil (yield) obligasi dengan jangka waktu jatuh temponya. Biasanya digunakan untuk menggambarkan perbedaan imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor yang berbeda-beda, seperti 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun, hingga 30 tahun.

Secara sederhana, yield curve membantu menggambarkan ekspektasi pasar terhadap suku bunga, pertumbuhan ekonomi, dan risiko ke depan. Kurva ini menjadi indikator penting yang sering digunakan oleh analis, ekonom, dan investor dalam mengambil keputusan investasi.

Fungsi Yield Curve

Yield curve memiliki berbagai fungsi penting dalam dunia keuangan, antara lain:

  • Sebagai Indikator Ekonomi: Bentuk kurva dapat memberi sinyal tentang kondisi ekonomi ke depan, apakah akan tumbuh, stagnan, atau resesi.

  • Membantu Penetapan Harga Obligasi: Yield curve memengaruhi penilaian harga dan yield obligasi berdasarkan tenor.

  • Referensi untuk Suku Bunga: Bank dan lembaga keuangan menggunakan yield curve sebagai referensi dalam menetapkan suku bunga pinjaman dan deposito.

  • Dasar Perencanaan Investasi: Investor institusional memanfaatkan yield curve untuk strategi portofolio, khususnya dalam memilih durasi investasi.

Jenis-jenis Yield Curve

Terdapat beberapa bentuk yield curve yang umum ditemukan di pasar:

  1. Normal Yield Curve: Imbal hasil jangka panjang lebih tinggi dari jangka pendek, mencerminkan ekspektasi pertumbuhan ekonomi yang sehat.

  2. Flat Yield Curve: Imbal hasil antara jangka pendek dan panjang hampir sama. Ini menandakan ketidakpastian pasar atau transisi ekonomi.

  3. Inverted Yield Curve: Imbal hasil jangka pendek lebih tinggi dari jangka panjang, yang biasanya menjadi sinyal awal resesi.

  4. Steep Yield Curve: Selisih yield antara jangka pendek dan panjang sangat besar. Ini sering terjadi saat ekonomi mulai pulih dari krisis.

Contoh Curve Yield yang Baik

Contoh yield curve yang dianggap “baik” atau sehat adalah normal yield curve. Dalam kondisi ini:

  • Obligasi pemerintah 2 tahun memiliki yield sebesar 3%.

  • Obligasi pemerintah 10 tahun memiliki yield sebesar 4%.

  • Obligasi pemerintah 30 tahun memiliki yield sebesar 5%.

Kenaikan yield yang bertahap menunjukkan bahwa pasar percaya pertumbuhan ekonomi akan berlanjut, dan suku bunga akan naik secara wajar. Ini menandakan stabilitas dan ekspektasi inflasi yang terkendali.

Hal-hal yang Mempengaruhi Curve Yield

Beberapa faktor utama yang dapat memengaruhi bentuk dan pergerakan yield curve, antara lain:

  • Kebijakan Moneter Bank Sentral: Perubahan suku bunga acuan memengaruhi yield obligasi jangka pendek secara langsung.

  • Ekspektasi Inflasi: Jika inflasi diperkirakan meningkat, investor akan meminta yield lebih tinggi untuk obligasi jangka panjang.

  • Pertumbuhan Ekonomi: Prospek pertumbuhan ekonomi memengaruhi preferensi investor terhadap obligasi jangka pendek atau panjang.

  • Permintaan dan Penawaran Obligasi: Ketika permintaan untuk obligasi jangka panjang tinggi, yield-nya bisa turun, dan sebaliknya.

Ketidakpastian Geopolitik dan Pasar: Ketakutan terhadap krisis ekonomi atau politik dapat menyebabkan investor beralih ke aset aman seperti obligasi, yang berdampak pada bentuk kurva.

Daftar Isi

DISCLAIMER
Artikel ini bersifat informatif dan edukatif, ditujukan sebagai sumber pembelajaran dan bukan sebagai saran dalam pengambilan keputusan. Perlu Anda pahami bahwa produk dengan leverage tinggi memiliki potensi risiko kerugian yang juga tinggi, sehingga perlu dikelola dengan baik melalui pemahaman dan kemampuan analisa yang tepat. HSB Investasi tidak bertanggung jawab atas kesalahan keputusan yang dibuat berdasarkan konten ini. Sesuai ketentuan yang berlaku, HSB hanya menyediakan 45 instrumen trading yang dapat Anda pelajari di website resmi kami.