Trading
Pengertian Invoice Retensi
Invoice retensi adalah jenis faktur yang digunakan dalam proyek-proyek konstruksi dan kontrak lainnya di mana sebagian dari pembayaran total ditahan atau ditunda sampai proyek atau pekerjaan tersebut selesai sepenuhnya dan diterima oleh klien. Retensi ini biasanya bertujuan untuk memastikan bahwa kontraktor atau penyedia jasa memenuhi semua persyaratan dan standar yang telah disepakati dalam kontrak.
Karakteristik Invoice Retensi
Invoice retensi memiliki beberapa karakteristik khusus yang membedakannya dari jenis faktur lainnya. Karakteristik ini penting untuk memastikan bahwa proses penagihan dan pembayaran berjalan dengan transparan dan efisien.
A. Persentase Retensi
Jumlah Tetap: Invoice retensi mencantumkan persentase tetap dari total pembayaran yang akan ditahan sebagai retensi.
Bervariasi Berdasarkan Kontrak: Persentase retensi dapat bervariasi tergantung pada jenis proyek dan kesepakatan dalam kontrak.
B. Jadwal Pembayaran
Pembayaran Bertahap: Pembayaran dilakukan secara bertahap selama proyek berlangsung, dengan sebagian dari setiap pembayaran ditahan sebagai retensi.
Pembayaran Akhir: Uang retensi dibayarkan setelah proyek selesai dan memenuhi semua persyaratan yang ditentukan dalam kontrak.
C. Dokumentasi Pendukung
Rincian Pekerjaan: Invoice retensi menyertakan rincian pekerjaan yang telah diselesaikan dan jumlah yang ditahan.
Bukti Inspeksi: Sertakan dokumen inspeksi atau sertifikasi yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah selesai sesuai standar.
D. Ketentuan Retensi
Masa Retensi: Menyebutkan periode waktu di mana retensi akan ditahan, misalnya sampai akhir masa garansi atau setelah inspeksi akhir.
Kondisi Pembebasan Retensi: Menyertakan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk pembebasan retensi, seperti penyelesaian pekerjaan tambahan atau perbaikan cacat.
Tujuan Invoice Retensi
Invoice retensi memiliki beberapa tujuan utama yang penting dalam manajemen proyek dan kontrak. Berikut adalah beberapa tujuan dari penggunaan Invoice Retensi proyek:
A. Memastikan Kualitas Pekerjaan
Jaminan Penyelesaian: Dengan menahan sebagian pembayaran, klien memiliki jaminan bahwa kontraktor atau penyedia jasa akan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
Perbaikan Cacat: Retensi memberikan insentif bagi kontraktor untuk memperbaiki setiap cacat atau kekurangan yang ditemukan selama inspeksi akhir.
B. Meningkatkan Kepercayaan
Kepercayaan Klien: Klien merasa lebih aman karena mereka memiliki jaminan bahwa pekerjaan akan diselesaikan dengan baik sebelum semua pembayaran dilakukan.
Reputasi Kontraktor: Kontraktor yang memenuhi syarat-syarat retensi cenderung memiliki reputasi yang baik dan dapat dipercaya untuk proyek-proyek di masa depan.
C. Manajemen Risiko
Mengurangi Risiko Finansial: Retensi membantu mengurangi risiko finansial bagi klien dengan memastikan bahwa pembayaran penuh hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai dan memuaskan.
Kontrol Proyek: Memberikan kontrol tambahan kepada klien selama pelaksanaan proyek, karena mereka memiliki leverage finansial untuk memastikan kepatuhan kontraktor.
D. Mengatur Arus Kas
Manajemen Keuangan: Invoice retensi membantu dalam mengelola arus kas proyek, karena pembayaran dilakukan secara bertahap dengan sebagian ditahan.
Pembayaran Terencana: Membantu kontraktor merencanakan keuangan mereka dengan lebih baik karena mereka mengetahui kapan retensi akan dibebaskan dan diterima.
Contoh Situasi Penggunaan Invoice Retensi
Proyek Konstruksi: Dalam proyek pembangunan gedung, sebagian dari pembayaran untuk setiap tahap pekerjaan ditahan sampai keseluruhan proyek selesai dan lulus inspeksi.
Kontrak Pemeliharaan: Penyedia jasa pemeliharaan fasilitas mungkin memiliki retensi yang ditahan sampai akhir kontrak untuk memastikan bahwa mereka terus memberikan layanan berkualitas tinggi.
Trade with HSB Investasi easily

Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB
Registered & supervised by
