GBP/JPY di bawah 192.00 setelah data Penjualan Ritel Inggris

Pasangan GBP/JPY turun ke 191,72 selama sesi Eropa awal pada Jumat. Data Penjualan Ritel Inggris yang lesu menekan Pound Sterling (GBP). Selain itu, ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran meningkatkan kekhawatiran akan konflik yang lebih luas di Timur Tengah, memberikan beberapa dukungan bagi mata uang aman-haven seperti Yen Jepang (JPY) dan menciptakan hambatan bagi pasangan GBP/JPY.

Data terbaru dari Kantor Statistik Nasional menunjukkan pada Jumat bahwa Penjualan Ritel Inggris mencapai 0% MoM pada bulan Maret dari kenaikan 0,1% dalam pembacaan sebelumnya, lebih lemah dari perkiraan pasar sebesar 0,3%. Sementara itu, Penjualan Ritel tanpa bahan bakar turun 0,3% MoM, dibandingkan dengan kenaikan 0,3% pada bulan Februari. Menanggapi angka Penjualan Ritel Inggris, Pound Sterling (GBP) tetap berada di bawah tekanan penjualan terhadap JPY.

Di sisi lain, anggota dewan Bank of Japan (BoJ) Asahi Noguchi mengatakan pada hari Kamis bahwa "skenario utama adalah bahwa kenaikan suku bunga di masa depan kemungkinan akan lambat, tetapi itu tergantung pada data ekonomi," sementara Gubernur BoJ Kazuo Ueda mengatakan bahwa bank sentral Jepang mungkin akan menaikkan suku bunga lagi jika penurunan Yen meningkatkan inflasi secara signifikan. Ueda lebih lanjut menyatakan bahwa dampak dari pergerakan mata uang dapat mempengaruhi waktu pergeseran kebijakan berikutnya.

Pada Jumat awal, pejabat AS memberi tahu CBS News bahwa sebuah rudal Israel telah mengenai Iran. Ledakan dilaporkan di provinsi pusat Isfahan, namun tidak jelas apa yang menjadi targetnya. Iran dalam keadaan siaga tinggi setelah Israel mengatakan akan melakukan pembalasan atas serangan Iran pada malam Sabtu. Eskalasi ketegangan antara Israel dan Iran dapat meningkatkan permintaan aliran aman-haven dan terus mendongkrak JPY.