Trading
Biografi George Soros
George Soros, awalnya dikenal sebagai György Schwartz, lahir pada 12 Agustus 1930, adalah seorang hedge fund manager dan filantropis yang kini menjadi warga negara Hongaria-Amerika. Hingga Oktober 2023, kekayaan bersihnya mencapai US$6,7 miliar, dengan sumbangan lebih dari $32 miliar kepada Open Society Foundations.
Dari jumlah tersebut, $15 miliar telah disalurkan, yang setara dengan 64% dari kekayaan aslinya. Menurut Forbes, Soros diakui sebagai salah satu "pemberi sumbangan terbesar" dalam hal persentase kekayaan bersih. Soros saat ini tinggal di New York.
Kelahiran di Budapest dari keluarga Yahudi, Soros berhasil selamat dari pendudukan Nazi di Hongaria dan kemudian pindah ke Inggris pada tahun 1947. Dia melanjutkan pendidikannya di London School of Economics di mana ia belajar di bawah bimbingan Karl Popper, seorang filsuf terkenal. Konsep refleksivitas yang diperkenalkan oleh Popper kemudian sangat memengaruhi pemikiran Soros. Ia berhasil meraih gelar BSc dalam filsafat pada tahun 1951, dan kemudian meraih gelar Master of Science dalam bidang yang sama pada tahun 1954.
Karir George Soros
Setelah lulus dari LSE pada tahun 1952, Soros berjuang untuk mendapatkan pekerjaan karena anti-Semitisme yang meluas di dunia usaha. Dia mengambil berbagai pekerjaan, termasuk bekerja sebagai portir kereta api dan pelayan, sebelum mendapatkan posisi di bank dagang di London.
Soros kemudian pindah ke Amerika Serikat dan mulai bekerja di Wall Street pada tahun 1950 an dan 1960 an. Ia memperoleh pengalaman di beberapa perusahaan keuangan, termasuk F.M. Mayer dan Wertheim & Co., tempat dia mengasah keterampilannya sebagai trader dan analis.
Pada tahun 1969, Soros mendirikan hedge fund pertamanya, Double Eagle. Keuntungan dari dana ini menjadi modal awal untuk Soros Fund Management, hedge fund keduanya, pada tahun 1973 dengan modal awal $12 juta. Dia mengadopsi pendekatan investasi yang agresif dan tidak konvensional, memanfaatkan pemahamannya tentang teori ekonomi dan dinamika pasar.
Soros menjadi terkenal karena strategi investasinya yang berani dan sering kali bertentangan. Dia terkenal menyebut pendekatannya sebagai "refleksivitas", sebuah teori yang menyatakan bahwa persepsi investor dapat mempengaruhi hasil pasar, menciptakan putaran umpan balik yang berdampak pada harga aset.
Soros mendapat pengakuan luas atas keberhasilan trading dan manuver pasarnya. Salah satu kudetanya yang paling terkenal terjadi pada tahun 1992 ketika ia bertaruh melawan poundsterling Inggris, menghasilkan keuntungan sekitar $1 miliar dengan melakukan short-selling mata uang tersebut selama krisis Black Wednesday.
Selain karir finansialnya, George Soros juga banyak terlibat dalam filantropi dan aktivisme sosial. Pada tahun 1979, ia mendirikan Open Society Foundations, sebuah jaringan organisasi filantropi yang didedikasikan untuk mempromosikan demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial.
Melalui Open Society Foundations, Soros telah mendukung berbagai tujuan, termasuk pendidikan, kesehatan masyarakat, kebebasan sipil, dan upaya bantuan pengungsi. Karya filantropisnya telah memberikan dampak transformatif terhadap masyarakat di seluruh dunia, khususnya di Eropa Timur pasca-komunis.
Kekayaan George Soros
Pada tahun 2021, majalah Forbes menempatkan George Soros sebagai salah satu dari 100 orang terkaya di dunia. Meskipun peringkatnya berubah dari waktu ke waktu tergantung pada nilai kekayaan bersihnya, perkiraan kekayaan bersih Soros pada saat itu diperkirakan sekitar $8 miliar hingga $10 miliar. Pada Desember 2023, George Soros memiliki kekayaan bersih $6,7 miliar.
"Orang yang merusak Bank of England"
George Soros paling terkenal karena keuntungan satu hari sebesar $1 miliar pada 16 September 1992, yang ia peroleh dengan melakukan short-selling terhadap pound Inggris. Pada saat itu, Inggris merupakan bagian dari mekanisme nilai tukar Eropa (ERM), yaitu perjanjian nilai tukar tetap di antara sejumlah negara Eropa.
Negara-negara lain menekan Inggris untuk mendevaluasi mata uangnya atau meninggalkan sistem tersebut. Setelah menolak devaluasi selama beberapa waktu, Inggris mengambangkan mata uangnya dan nilai pound turun.
Dengan menggunakan leverage, Soros mampu mengambil posisi short senilai $10 miliar pada pound, menghasilkan $1 miliar. Trading ini dianggap sebagai salah satu trading terbesar sepanjang masa, dan Soros dinyatakan sebagai "orang yang merusak Bank of England".
Soros dan Brexit
Soros bersuara keras tentang masa depan Uni Eropa yang genting setelah keputusan Inggris untuk meninggalkan Uni Eropa pada tahun 2016 dan krisis pengungsi yang terus berlanjut yang telah membawa jutaan pengungsi Timur Tengah ke Eropa. Soros memperingatkan akan adanya krisis eksistensial yang dihadapi Eropa.
Ia telah menetapkan rencana untuk menyelamatkan Eropa dari krisis yang akan datang dengan mengatasi tiga masalah utama: krisis pengungsi, perpecahan wilayah seperti Brexit, dan krisis penghematan yang melanda negara-negara seperti Italia dan Spanyol. Secara khusus, ia menganjurkan agar Uni Eropa menerbitkan obligasi abadi, sebuah metode pendanaan yang digunakan Inggris untuk membiayai Perang Napoleon.
Prinsip Trading George Soros
George Soros adalah salah satu trader yang sangat sukses karena mengakui bahwa naluri memainkan peran besar dalam keputusan investasinya. Meskipun demikian, ia terkenal memiliki pengetahuan yang luas tentang tren ekonomi di tingkat regional dan global dan dikenal menggunakan pengetahuan ini untuk mengeksploitasi inefisiensi pasar dengan modal besar dan leverage yang tinggi.
George Soros, seorang trader legendaris, dikenal dengan prinsip dan strategi trading-nya yang khas. Berikut adalah beberapa prinsip utama yang memandu Soros sepanjang karir trading-nya:
1. Refleksivitas
Teori refleksivitas Soros, yang dipengaruhi oleh filsuf Karl Popper, merupakan inti dari pendekatan trading-nya. Ia percaya bahwa pasar dipengaruhi oleh persepsi pelaku pasar, yang dapat menciptakan putaran umpan balik yang menguatkan diri sendiri. Soros memanfaatkan putaran umpan balik ini, memahami bahwa harga pasar dapat menyimpang dari fundamentalnya karena pengaruh sentimen investor.
2. Waktu Pasar
Soros terkenal karena kemampuannya mengantisipasi pergerakan pasar yang besar dan memanfaatkannya. Dia menekankan pentingnya pengaturan waktu dalam trading, sering kali masuk dan keluar posisi berdasarkan penilaiannya terhadap tren dan kondisi pasar.
3. Manajemen Risiko
Soros adalah pendukung manajemen risiko yang bijaksana. Meskipun ia dikenal karena berani bertaruh, ia juga menekankan pentingnya mengendalikan risiko penurunan. Soros biasanya menggunakan perintah stop-loss dan teknik penentuan posisi untuk membatasi potensi kerugian pada trading-nya.
4. Fleksibilitas
Soros tidak terikat pada strategi investasi atau kelas aset tertentu. Ia dikenal mudah beradaptasi dan fleksibel, bersedia mengubah pandangannya dan menyesuaikan posisinya berdasarkan informasi baru dan perkembangan pasar.
5. Analisis Fundamental
Meskipun Soros dikenal karena fokusnya pada psikologi dan sentimen pasar, ia juga memasukkan analisis fundamental ke dalam keputusan trading-nya. Dia mempertimbangkan faktor-faktor seperti data ekonomi, pendapatan perusahaan, dan peristiwa geopolitik ketika mengevaluasi peluang investasi.
-
1Buka Akun Real
-
2Deposit
-
3Trading