Produk
Adopsi teknologi globalisasi blockchain kini memungkinkan Anda menggunakan xenocurrency sebagai alternatif investasi dan trading yang menjanjikan. Kenali dulu pengertian, contoh xenocurrency populer di dunia, hingga risiko trading-nya yang perlu Anda kelola dengan baik.
Apa itu Xenocurrency?
Xenocurrency adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada mata uang digital atau cryptocurrency yang berasal dari negara yang tidak sama dengan negara asal pembuatnya. Secara harfiah, kata "xeno" berasal dari bahasa Yunani yang berarti "asing" atau "luar negeri". Jadi, xenocurrency mengacu pada mata uang digital yang dibuat oleh seseorang atau sebuah tim dari negara yang berbeda dari negara yang seharusnya mengeluarkan mata uang tersebut.
Meskipun tidak ada pengaruh langsung dari asal-usul pembuat xenocurrency terhadap nilai mata uang digital, istilah ini dapat membantu Anda untuk membedakan cryptocurrency yang berasal dari negara yang sama dengan mata uang fiat resmi negara tersebut dan cryptocurrency yang dibuat oleh individu atau kelompok dari negara yang berbeda.
Contoh Xenocurrency
Contoh dari xenocurrency adalah Ethereum (ETH), yang diterima sebagai mata uang digital global. Selain itu, Ripple (XRP), meskipun berasal dari Amerika Serikat, didirikan oleh orang-orang dari berbagai negara seperti Chris Larsen (Australia) dan Jed McCaleb (Kanada).
Berikut ini adalah 10 contoh xenocurrency populer di dunia:
Ethereum (ETH)
Dibuat oleh Vitalik Buterin, seorang pengembang asal Rusia, yang pertama kali merilis white paper Ethereum pada tahun 2013. Ethereum merupakan platform blockchain terdesentralisasi yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi terdesentralisasi dan kontrak cerdas (smart contract).
Ethereum tidak terbatas pada satu negara tertentu karena dirancang untuk beroperasi secara global tanpa tergantung pada yurisdiksi atau peraturan negara tertentu. Oleh karena itu, Ethereum tidak dimiliki oleh negara manapun dan tidak diatur oleh otoritas pemerintah tertentu.
Akan tetapi, transaksi xenocurrency Ethereum di seluruh dunia harus mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku di wilayah tempat mereka berada saat menggunakan platform tersebut.
Ripple (XRP)
Xenocurrency ini dibuat oleh Ryan Fugger, seorang pengembang asal Kanada, pada tahun 2004. Namun, setelah beberapa tahun, pengembangan dan pengelolaan Ripple diambil alih oleh Ripple Labs Inc, sebuah perusahaan teknologi keuangan yang berkantor pusat di San Francisco, Amerika Serikat.
Ripple Labs Inc telah memperoleh dukungan dari berbagai institusi keuangan di seluruh dunia, dan jaringan Ripple digunakan oleh lebih dari 300 institusi keuangan di lebih dari 40 negara.
Akan tetapi, penting untuk dicatat bahwa XRP, sebagai aset digital yang dikeluarkan oleh Ripple Labs, tidak memiliki status mata uang atau nilai legal di mana pun di dunia. Meskipun demikian, XRP tetap dapat diperdagangkan dan digunakan sebagai alat pembayaran di berbagai bursa kripto dan platform pembayaran digital.
Cardano (ADA)
Charles Hoskinson, salah satu pendiri Ethereum, pada tahun 2015 mendirikan IOHK (Input Output Hong Kong), sebuah perusahaan yang mengembangkan protokol Cardano dan mempromosikan visi "Internet of Value" yang lebih terdesentralisasi.
Cardano dirancang untuk menjadi blockchain generasi ketiga yang memperbaiki kekurangan blockchain generasi sebelumnya seperti keamanan, skalabilitas, dan interoperabilitas. Cardano saat ini digunakan di seluruh dunia dan tidak terbatas pada satu negara tertentu.
Akan tetapi, transaksi xenocurrency ADA terutama digunakan untuk memfasilitasi transfer aset digital dan kontrak cerdas (smart contract) di seluruh dunia. Sebagai aset digital, ADA dapat diperdagangkan dan diakui di berbagai bursa kripto di seluruh dunia.
Binance Coin (BNB)
Binance Coin (BNB) dibuat oleh Binance, sebuah bursa kripto yang didirikan pada tahun 2017 oleh Changpeng Zhao, seorang pengusaha asal Tiongkok-Kanada. Binance Coin awalnya dirilis sebagai token ERC-20 yang berjalan di atas jaringan Ethereum, tetapi kemudian dipindahkan ke blockchain Binance sendiri.
Binance merupakan salah satu bursa kripto terbesar di dunia, dengan layanan yang tersedia di berbagai negara di seluruh dunia. Binance Coin sendiri digunakan sebagai aset digital yang dapat digunakan untuk membayar biaya transaksi di bursa Binance, mendapatkan diskon pada biaya transaksi, dan memperoleh akses ke layanan dan produk khusus di platform Binance.
transaksi xenocurrency Binance Coin juga dapat diperdagangkan di bursa kripto lainnya di seluruh dunia dan tidak terbatas pada satu negara tertentu.
Chainlink (LINK)
Chainlink (LINK) dibuat oleh Sergey Nazarov dan Steve Ellis pada tahun 2017. Chainlink dirancang untuk memfasilitasi koneksi antara smart contract di blockchain dengan sumber data di luar blockchain, seperti data harga saham, data cuaca, atau data lain yang relevan.
Chainlink sendiri dapat digunakan di seluruh dunia dan tidak terbatas pada satu negara tertentu. Namun, sebagian besar pengguna Chainlink adalah aplikasi terdesentralisasi (dApps) yang beroperasi di blockchain Ethereum. Chainlink juga telah mendapatkan dukungan dari beberapa institusi keuangan dan bisnis terkemuka di seluruh dunia.
Sebagai aset digital, LINK dapat diperdagangkan di berbagai bursa kripto di seluruh dunia. LINK juga dapat digunakan sebagai alat pembayaran di berbagai layanan dan produk terkait blockchain yang memanfaatkan teknologi Chainlink.
Perlu diingat bahwa daftar ini hanya sebagian kecil dari banyaknya xenocurrency yang ada di pasaran saat ini. Selain itu, asal-usul pembuat dari masing-masing cryptocurrency mungkin tidak sepenuhnya jelas atau dapat dibedakan dengan mudah, terutama jika mereka beroperasi secara anonim atau menggunakan pseudonim.
Risiko Trading Xenocurrency
Anda perlu memahami bahwa segala bentuk aktivitas dan transaksi finansial pasti melibatkan potensi risiko yang perlu Anda kelola dengan baik untuk menekan angka kerugian yang mungkin dialami. Untuk itu, Anda juga perlu mengenal beberapa risiko terkait trading xenocurrency, antara lain:
Volatilitas Harga yang Tinggi: Harga xenocurrency dapat berfluktuasi secara dramatis dalam waktu yang singkat. Hal ini dapat menyebabkan kerugian besar dalam waktu yang singkat.
Risiko Teknologi: Xenocurrency didukung oleh teknologi blockchain, yang masih terus berkembang dan dapat mengalami masalah teknis atau keamanan. Jika ada kegagalan teknologi, seperti serangan hacker atau bug di smart contract, Anda memiliki risiko tinggi mengalami kerugian.
Regulasi: Regulasi penggunaan xenocurrency dalam transaksi finansial masih belum jelas di banyak negara. Beberapa negara mungkin melarang atau membatasi penggunaan dan perdagangan xenocurrency yang dapat memengaruhi harga dan likuiditas aset digital tersebut.
Risiko Pasar: Harga xenocurrency juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pasar yang dapat berubah dengan cepat, seperti kebijakan pemerintah, kondisi ekonomi, dan sentimen pasar. Jika terjadi perubahan yang tidak diharapkan dalam faktor-faktor ini, dapat berdampak negatif pada harga xenocurrency.
Kurangnya Likuiditas: Beberapa xenocurrency mungkin memiliki likuiditas yang rendah, sehingga sulit untuk menjual aset digital tersebut saat dibutuhkan. Hal ini dapat menyebabkan kesulitan bagi investor yang ingin menjual aset digital mereka pada harga yang diinginkan.
Trade with HSB Investasi easily

Masukkan deposit dan withdrawal trading secara instan via Bank Segregasi HSB
Registered & supervised by
